Jalan Cipaku, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
#Sejarah dan Informasi Singkat
Dahulu Pasar Santa tidak menarik perhatian. Sebab, sebagai pasar tradisional tanpa alas itu, Pasar Santa dikenal becek dan kumuh. Menurut penuturan Kepala Pasar Santa Bambang Sugiarto, sekitar tahun 1971 menjadi langkah awal berdirinya pasar tersebut. Pasar tua itu awalnya bukanlah bentuk permanen. Pada tanggal 15 Mei 2007 dibuat permanen dengan 1151 tempat usaha di dalamnya. Dahulu Pasar Santa hanya menjual sembilan bahan pokok untuk sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, lantai 1 Pasar Santa pun menyesuaikan diri dengan mengajak komunitas batik gabung di dalamnya. Alih-alih menarik pangsa pasar, ternyata tetap tidak mampu menggaet konsumen ke pasar itu.
Suasana Pasar Santa pada siang hari |
Selama tujuh tahun, dari 15 Mei 2007 hingga Juni 2014, pasar tersebut seolah tak berpenghuni alias sepi. Akhirnya Bapak Bambang Sugiarto pun melakukan inisiatif dengan mencari komunitas - komunitas lainnya agar menarik perhatian masyarakat dan membuat ramai Pasar Santa tersebut. Pada 25 Juli 2014 komunitas itu resmi bergabung di pasar yang tidak jauh dari akses utama Jalan Wolter Mongonsidi tersebut. Demi melancarkan kegiatan pasar, ia pun banyak menjalin komunikasi dengan seluruh pedagang di pasar.
Bersama komunitas ini, ia mencari solusi meramaikan pasar yang kini berubah nama menjadi Santa Modern Market tersebut. Ia pun memberikan biaya sewa di lantai 1 seharga Rp 3-3,5 juta per tahun. Dengan biaya cukup murah itulah 350 kios resmi disewa. Meski seluruh kios sudah disewa, peresmian lanjutan ini baru berlangsung Oktober 2014 sesuai dengan kesepakatan bersama.
Sekarang Pasar Santa menjadi pasar modern, sebuah destinasi tongkrongan yang baru dua bulan ini ngetren. Memang saat ini baru beberapa kios saja yang buka dan beroperasi. Namun diramalkan dalam bulan-bulan ke depan Pasar Santa akan makin semarak
A Go Go! |
S.U.B Store |
ABCD Coffee |
Gerai kopi ABCD itulah yang menjadi pionir di lantai 1 Pasar Santa. ABCD sejatinya telah berada di lantai 1 Pasar Santa sejak dua tahun terakhir. Hanya saja, Hendri Kurniawan selaku pemilik hanya memanfaatkan gerai sebagai ajang latihan membuat kopi bersama rekan-rekannya.
Maklum, Hendri ialah juri di sejumlah kejuaraan barista atau peramu kopi internasional.
Saat ini beberapa outlet hanya buka pada akhir pekan Jumat malam, Sabtu, dan Minggu. Umumnya si pemilik toko memang datang dari kaum pekerja dan menjadikan kios di Pasar Santa sebagai bisnis sampingan. Eksklusifitas semacam ini yang bikin Pasar Santa ngangenin. Disana juga pasti terhibur dengan kreatifitas si empunya toko-toko dalam mendesain kios maupun konsep produk mereka. Hip banget. Rasanya selalu ingin cepat-cepat weekend supaya bisa kembali ke Pasar Santa.
#Harga
Untuk range harga di Pasar Santa sangat beragam, akan tetapi harganya standar untuk kantong mahasiswa seperti saya.
#Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
- Parkiran luas
- Tongkrongan cukup nyaman
- Pilihan outletnya beragam
Kekurangan
- Menjelang Malam Hari Parkiran yang luas tersebut akan dipenuhi dengan mobil mobil dari kaum urban yang mengakibatkan orang yang datang pada malam hari tidak akan mendapat parkir
- Hawa panas terasa sekali di dalam pasar, dikarenakan tidak adanya kipas angin/AC
-kurangnya tempat duduk di setiap toko/gerai makanan, mengakibatkan ketika toko makanan sedang ramai maka yang hanya bisa di lakukan adalah berdiri sambil menikmati makanan yang mereka beli di toko/gerai.
#Tips n Trick
- Membawa kipas tangan karena, tidak ada AC dan memang lokasinya di dalam pasar tradisional jadi pasti akan panas
- Tissue karena, tidak semua outlet menyediakan tissue, dan kalian pasti butuh banget tissue kalau abis icip-icip makanan.
- Pakai baju yang nyaman dan aman karena, namanya juga pasar tradisional bukan mall, jadi disarankan kalian harus nyaman dengan apa yang kalian pakai.
#Akses
Stasiun Pasar Minggu:
- dari terminal pasar minggu naik metromini 75 Pasar Minggu-Blok M lalu dari depan Swalayan Santa, kemudian jalan kaki 100 meter arah belakang ke Pasar Santa.
Terminal Rawamangun:
- Dari Terminal Rawamangun naik salah satu KWK U04 Rawamangun-Kelapa Gading / Metromini 03 Rawamangun – Senen / Mikrolet 02 Kampung Melayu – Pulo Gadung turun di Mall Arion.
- Dari Mall Arion naik Mayasari Bakti R57 Pulo Gadung – Blok M turun depan Swalayan Santa, kemudian jalan kaki 100 meter arah belakang ke Pasar Santa.
sumber
http://pasarjaya.co.id/berita/detail/Menyulap-Pasar-Santa-Jadi-Tempat-Nongkrong-Anak-Muda
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2014/09/140915_bisnis_pasarsanta
http://transportinfo.web.id/2014/11/02/cara-ke-pasar-santa/
No comments:
Post a Comment